iklan

Kisah di Balik PELURU Terakhir Sang Sniper Maut TATANG KOSWARA

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Peltu Tatang Koswara menghembuskan napas terakhir saat syuting acara Hitam Putih bersama Deddy Corbuzier di Trans7. Tatang Koswara adalah seorang penembak jitu terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Bahkan namanya dimasukkan dalam urutan ke-13 sniper dunia.

Dalam acara tersebut, Tatang membeberkan pengalamannya. Dia menjadi sniper sejak tahun 1975. Saat itu dia berpangkat sersan. Begitu selesai pendidikan oleh Green Berets, Tatang langsung dilempar ke Medan Perang Timor Timur.

Dia ditugaskan di bawah Satgas Khusus yang memburu para komandan Freetilin. Tatang sering masuk jauh ke daerah lawan untuk memburu musuhnya seorang diri. Kadang dia menyusup jalan kaki, kadang didrop naik helikopter.

Dalam satu misi, dia membawa 50 peluru. 49 Peluru dihabiskan untuk menewaskan musuh. Termasuk duel dengan sniper lawan. Namun Tatang rupanya menyimpan sebutir peluru sisa.

"Sesuai apa yang diajarkan, peluru terakhir itu digunakan untuk diri saya sendiri. Daripada saya jatuh ke tangan musuh, lebih baik menembak diri sendiri," kata Tatang saat Syuting Hitam Putih, Selasa (3/3).

Sebelum bunuh diri, setiap sniper juga diwajibkan menghancurkan senjata miliknya dan memecahkan teleskop bidik. 

"Senjata itu sangat akurat. Tak boleh sampai jatuh ke tangan musuh, harus dihancurkan," katanya.

Namun peluru terakhir itu tak pernah digunakan Tatang. Dia terus berdinas di TNI AD hingga pensiun. Hidupnya pas-pasan hingga terpaksa membuka warung makan di Markas Kodiklat.

Hari ini sakit jantung yang merenggut hidupnya. Bukan peluru musuh atau peluru terakhir yang disimpannya sendiri.
Selamat jalan Pak Tatang. Selamat tinggal prajurit sejati. 

sumber : merdeka.com
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Kisah di Balik PELURU Terakhir Sang Sniper Maut TATANG KOSWARA"

Posting Komentar